Jumat, 08 Desember 2017

Fisioterapi Pada Kasus Jamur Kulit

Tidak banyak yang dapat dilakukan oleh seorang Fisioterapis dalam menangani kasus jamur kulit. Ini dikarenakan masyarakat memeriksakan penyakitnya ke dokter atau langsung membeli obat-obatan yang beredar di pasaran, sehingga fisioterapis jarang menemui kasus-kasus ini. Walaupun demikian tidak berarti seorang Fisioterapis tidak dapat dan mengabaikan penanganan terhadap kasus-kasus ini.

Penanganan yang dapat seorang Fisioterapis berikan kepada seorang dengan keluhan dan kasus yang diakibatkan oleh jamur kulit diantaranya adalah :
1.      Edukasi
Seorang Fisioterapis dapat memberikan edukasi kepada pasien apa penyebab jamur kulit dan bagaimana cara mencegah terkena atau terserang kembali jamur kulit ini.
Penyebab Jamur Kulit :
ü  Lingkungan tertentu yang menguntungkannya akan tumbuh menginvasi jaringan kulit, rambut, atau kuku. Kondisi demikian, atau disebut faktor predisposisi, antara lain adalah kelembaban, suhu panas, trauma, respons imunitas yang turun, dsb. Sehingga untuk mendapatkan kesembuhan dan mencegah kekambuhan, selain pengobatan yang tepat dan adekuat, sangat penting menghilangkan berbagai faktor predisposisi tersebut.
ü  Faktor pencetus panuan dapat berupa udara panas dan lembab, kehamilan, pil KB, faktor genetik, pemakaian obat golongan steroid (anti-inflamasi, misalnya: prednison, deksametason, betametason, dan lain-lain)
Pencegahan Jamur Kulit :
ü  Menghilagkan faktor predisposisi
ü  Menggunakan pakaian longgar dan sedapat mungkin terbuat dari bahan katun.
ü  Menggunakan kaos kaki dari bahan katun dan menghindari memakai kaos kaki yang lembab.
ü  Mengganti pakaian setiap hari dengan pakaian kering. Menggunakan sepatu yang tidak lembab dan jangan lupa menjemur sepatu.
ü  Mengeringkan handuk setelah setiap kali digunakan.
ü  Menghindari memakai pakaian orang lain yang sedang menderita infeksi jamur kulit.
ü  Mandi dengan air bersih segera setelah mandi di tempat-tempat umum.
ü  Jika perlu, menaburkan bedak atau bedak anti jamur terutama di sela-sela jari kaki dan pelipatan kulit.

2.      Hidroterapi
Hidroterapi adalah bentuk pelayanan medis yaitu terapi menggunakan air sebagai media. Disini Fisioterapi dapat memadukan air hangat dan bubuk sulfur atau belerang yang digunakan pasien untuk berendam. Berendam dengan air hangat yang mengandung belerang atau sulfur dapat memberikan efek menghaluskan kulit, memperlancar aliran darah, dan membunuh jamur dan kuman yang ada pada tubuh. Terapi ini dapat dilakukan dua kali sehari selama 3-4 minggu.

3.      Terapi Ultra Violet
Ultra Violet adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang mempunyai panjang gelombang sekitar 100 nm hingga 380 nm. Sedangkan Sinar Ultra Violet dengan panjang gelombang dibawah 290 nm sering dikenal sebagai abiotic rays karena dapat membunuh jamur dan bakteri yang berada di permukaan kulit. Sebelum melakukan terapi ini perlu dilakukan tes dosis agar terapi yang diberikan tepat dan tidak membahayakan pasien. Setelah melakukan tes  dosis akan ditemukan waktu E1 dan dilanjutkan pada kriteria aplikasi lokal untuk ukuran jamur yang masih kecil dan kriteria aplikasi general untuk ukuran jamur yang besar.


Diunggah Oleh: Mutiara Dwi Damayanthi (P27226017029)


Rabu, 06 Desember 2017

Cara Merawat Kulit Berdasarkan Jenisnya

Kondisi kulit merefleksikan kesehatan tubuh Anda. Untuk menjaganya tetap terlihat sehat dan segar, pahami berbagai cara merawat kulit dengan benar sesuai jenisnya.
Kulit adalah organ terluar dan terluas yang melindungi tubuh. Kulit mencegah tubuh mengalami dehidrasi, infeksi, serta menjaga suhu tubuh tetap stabil. Kulit juga yang membuat Anda dapat merasakan dingin, panas, dan sakit, serta ikut memroses vitamin D dari sinar matahari.
Pentingnya peran kulit membuat Anda perlu mengetahui cara merawat kulit yang tepat sesuai jenis kulit yang berbeda. Jenis kulit sendiri umumnya dapat dibedakan menjadi: kulit normal, berminyak, kering, dan sensitif. Masing-masing memerlukan perawatan yang berbeda sesuai karakteristiknya.
Kulit Kering
Kulit kering umumnya lebih tidak elastis dibanding jenis kulit lain. Kulit jenis ini juga cenderung terlihat kusam, berkerut, mudah gatal dan mengalami iritasi, kasar, dengan garis wajah yang lebih mudah nampak. Pajanan sinar matahari, perubahan cuaca, air panas, ataupun penggunaan kosmetik dapat memperparah kondisi ini.
Beberapa hal berikut dapat menjadi panduan cara merawat kulit kering.
§     Gunakan sabun dan produk pembersih dengan kandungan yang ringan. Hindari sabun deodoran.
§     Lebih baik ambil waktu singkat saat mandi.
§     Hindari melakukan scrub atau gerakan menggosok saat mandi.
§     Oleskan pelembap setelah mandi. Ulangi setiap kali kulit terasa kering.
§     Sebisa mungkin, kenakan sarung tangan saat menggunakan deterjen ataupun produk pembersih lain.
§     Usahakan agar suhu dalam ruangan tidak terlalu panas.
Produk berbahan dasar petroleum atau minyak adalah yang paling tepat digunakan orang dengan kulit kering. Dibanding krim, bahan ini lebih dapat menahan cairan agar tidak cepat menguap dari kulit.
Kulit Berminyak
Kondisi kulit berminyak dapat berubah dari waktu ke waktu, tergantung pada beberapa hal seperti stres, kelembapan, keseimbangan hormon, dan pubertas. Tetapi jangan khawatir. Kulit berminyak dapat dirawat dengan beberapa cara berikut.
§     Gunakan produk perawatan kulit yang tidak menyumbat pori, yang dapat ditandai dengan label “noncomedogenic.”
§     Cucilah wajah setiap selesai berkeringat. Tetapi, dianjurkan tidak lebih dari dua kali sehari.
§     Hindari memencet jerawat yang muncul pada kulit, karena justru akan membuatnya lebih sulit hilang.
§     Hindari menggosok saat mandi dan pilih pembersih dengan kandungan lembut.
Meski berminyak, tetapi kulit jenis ini tetap memerlukan moisturizer (pelembap) ringan, terutama setelah penggunaan produk yang membuat kulit kering. Selain itu, gunakan losion dengan kandungan air yang lebih tinggi dibanding krim, sehingga lebih tidak berisiko memicu jerawat.
Kulit Normal
Kulit disebut normal ketika tidak terlalu berminyak ataupun terlalu kering, lebih sedikit masalah, pori-pori nyaris tidak terlihat, serta tidak sensitif berlebihan. Lindungi kulit normal dengan mengoleskan pelembap sepanjang hari. Cara merawat kulit normal cukup mudah, Anda hanya perlu memilih moisturizer berbahan dasar air yang terasa ringan dan tidak lengket.
Kulit Sensitif
Kulit sensitif biasanya sering ditandai dengan gejala gatal, terbakar, kering, dan kemerahan. Cara mengatasi gejala-gejala ini adalah dengan mengenali dan menghindari pemicunya. Di samping itu, hal-hal berikut dapat menjadi panduan cara merawat kulit sensitif:
§     Disarankan menggunakan pembersih berbahan yang bersifat lembut, hindari produk dengan kandungan alkohol, sabun, pewangi, dan asam. Produk dengan kandungan bahan alami seperti lidah buaya, kamomil, atau teh hijau dapat menjadi pilihan aman.
§     Pilih produk berlabel hypoallergenic dan berbahan dasar alami. Pilih juga produk yang mengandung sedikit kandungan. Makin sedikit bahan yang digunakan, berarti potensi kerusakan kulit sensitif berkurang.
Secara umum, cara merawat kulit untuk semua jenis kulit kurang lebih sama: hindari merokok dan minuman beralkohol, cukupi kebutuhan tidur, gunakan tabir suryadengan SPF minimal 30, konsumsi cukup air mineral, konsumsi makanan sehat, dan olahraga teratur.

Sumber : http://www.alodokter.com/kulit-cermin-kesehatan-tubuh

Diunggah oleh : Mutiara Dwi Damayanthi (P27226017029)

Selasa, 05 Desember 2017

Gerakan pada Hip Joint

a.       Gerakan fleksi dan  ekstensi.
Gerakan flexi terjadi pada bidang sagital, bentuk gerakan dari sikap berdiri tegak kemudian menggerakkan tungkai ke depan, besarnya LGS (Lingkup Gerak Sendi) 125o. Gerakan extensi, gerakan terjadi pada bidang sagital bentuk gerakan dimulai dari sikap berdiri tegak, kemudian menggerakkan tungkai ke posterior, besarnya LGS 15°.
Otot penggerak utama gerakan fleksi adalah :
M. Iliacus
Origonya : Superior 2/3 dari fossa iliaca crest, anterior crest, anterior sacroiliaca, dan iliolumbal ligament, ala of sacrum.
Insersionya : tendon dari psoas major, dan body of femur
M.  Psoas mayor :
Origo : sides of vertebral bodies dan conesponding intervertebralis disc of T12-L5 dan procesus transversus dari L1-L5.
Insersio : Leser trochanter of femur
M.  Sartorius :
Origo : anterior superior iliac spine, upper aspec of iliac notch
Insersio : Proksimal aspec of medial surface tibia

Otot penggerak utama gerakan ekstensi adalah :
M.  Gluteus Maksimus
Origo : Posterior gluteal line of ilium, iliac crest, dorsum of sacrum dan cocyx, saerotuberous ligament
Insersio : iliotibial tract, gluteal tuberositas femur
M.  Semitendinosus :
Origo : ishial tuberositas
Insersio : Proksimal aspect of medial surface tibia
M.  Semimembrannosus
Origo : ischial tuberositas
Insersio : Medial condilus tibia
M.  Biceps Femoris :
Origo : Ischial tuberositas, lateral tip of linea aspec femur dan lateral intermuscular septum
Insersio : Lateral aspect of head fibula
b.      Gerakan abduksi dan adduksi.
Gerakan abduksi, gerakan yang terjadi bidang frontal, bentuk gerakandimulai dari sikap berdiri tegak kemudian menggerakkan tungkai ke samping luar,besar LGS mencapai 45o.  Gerakan adduksi, gerakan terjadi pada bidang frontal, bentuk gerakan dimulai dari sikap berdiri tegak kemudian menggerakkan tungkai ke samping dalam besar LGS 30°. 

Otot yang bekerja pada saat Abduksi adalah
M.  Gluteus medius
Origo : outer surfae ilium antara dan posterior dan anterior gluteal lines
Insersio : Greater trohanter femur
M.  Gluteus Minimus :
Origo : outer surface ilium antara anterior dan posterior gluteal lines
Insersio : greater trohanter femur
Sedangkan otot lain yang berhubungan dengan gerakan abduksi adalah :
M.  Tensor Facia Latae
Origo : anterior superior iliac spine, anterior aspect of auterlip ofiliac crest
Insertio: illiotibial tractus aproximately 1/3 dwon the tight

Otot yang bekerja pada saat Adduksi adalah
M. Adductor Magnus
Origo : inferior rami of pubis dan ischium ischial tuerosity
Insertio:a line fro great trochanter  to linea aspera femur,linea aspera ,adductor tubercole ,medil supra condilare line of femur
M.  Adductor longus
Origo : Anterior aspec of pubis
Insersio : Linea aspera along middle 1/3 femur
M.  Adductor brevis
Origo : Inferior ramus of pubis
Insersio : line lesser trohanter to linea aspera, upper portion of linea aspera
M.  Pectineus
Origo : pectineal line of pubis
Insersio : Line from lesser trohanter to linea aspera
M. Gracilis
Origo : Body and ramus of pubis
Insersio : proksimal aspecct of medial surface tibia

c.       Gerakan internal rotasi dan eksternal rotasi.
Gerakan internal rotasi, bentuk gerakan dimulai dari posisi berdiri tegak kemudian menggerakkan tungkai memutar ke samping luar, LGS 30°.Gerakan eksternal rotasi, gerak pada bidang sagital, bentuk gerakan dimulai dari posisi berdiri tegak kemudian menggerakkan tungkai memutar ke samping dalam, besar LGS 45o.

Otot yang bekerja pada saat Internal Rotasi
M.  Tensor facia latae
M.  Gluteaus minimus
M.  Gluteus medius

Otot yang bekerja pada saat Eksternal Rotasi
M.  Piriformis
Origo : anterior suface sacrum, sacrotuberous ligament
Insersio : Freater trohanter femur
M.  Gemellus superior
Origo : iscial tuberositas
Insersio : Greater trohanter femur
M. Obturator internus :
Origo : Obturatory membran dan forament, inner surface of pelvis, inferior rami of pubis dan ischium
Insersio : greater trohanter femur
M. Obturator Eksternus :
Origo : rami of pubis dan ischium, outer surface of obturatory membran
Insersio : Greater trohanter femur
M.  Quadrratus femoris
Origo : ischial tubrosity


Insersio : quadrate tuberosity femur


Diunggah Oleh : Mutiara Dwi Damayanthi (P27226017029)

Arthrologi Hip Joint

A.    Pengertian Arthrologi
Arthrologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sendi, Sendi adalahhubungan antara dua atau lebih komponen kerangka (tulang)Arthrologi berasal dari bahasa Yunani “arthron” yang berarti sendi dan“logos” yang berarti ilmu.Dari bahasa latin “article” yang berarti pula sendi, sering disebut“articulatio”. Sendi ada yang bergerak dan ada yang tidak bergerak. Sendi tak dapat bergerak dihubungkan dengan sutura ( tengkorak,panggul)Sendi yang banyak bergerak dihubungkan dengan tulang rawan yangdibungkus dengan selaput synovial ( selaput ini menghasilkan cairanyang disebut cairan sinovial). Diluar selaput ini adadilindungi selaputyang lebih tebal disebut capsula fibrosa.Diantara selaput ini adabantalan yang disebut selaput sinovial atau dinamakan bursa.Sendi yang banyak bergerak diikat oleh ligament.
B.     Persendian pada Hip Joint
Hip joint adalah sendi bagian proksimal dari ekstremitas inferior. Sendi ini merupakan sendi yang sangat stabil yang juga berfungsi sebagai penumpu berat badan. Sendi hip merupakan sendi ball and socket atau juga bisa disebut sendi sferoidal (Klasifikasi persendian synovial didasarkan pada bentuk permukaan yang berartikulasi) yang terdiri dari sebuah tulang dengan kepala berbentuk bulat yang masuk dengan pas ke dalam rongga berbentuk cangkir pada tulang lain. Selain itu juga ada nama lain untuk sendi ball and socket ini yakni sendi traksial atau multiaksial yang memungkinkan rentang gerak yang lebih besar. Hip joint memiliki tiga derajat kebebasan gerak, yakni fleksi-ekstensi, abduksi-adduksi, dan internal-eksternal rotasi.

C. Tulang Pembentuk Regio Hip

Hip joint dibentuk oleh os femur (caput femur) yang bersendi dengan acetabulum. Acetabulum terbentuk dari penyatuan os ilium, ischium, dan pubis. Seluruh acetabulum dilapisi oleh cartilago hyaline, dan pusat acetabulum terisi oleh suatu massa jaringan lemak yang tertutup oleh membran synovial. 

Jaringan fibrokartilago yang melingkar datar di acetabulum disebut dengan labrum acetabular, yang melekat disekeliling margo acetabulum. Labrum acetabular menutup cartilago hyaline, dan sangat tebal pada sekeliling acetabulum daripada pusatnya.Hal ini menambah kedalaman acetabulum.Acetabulum terletak di bagian lateral pelvis, menghadap ke lateral, anterior-inferior.Caput femur secara sempurna ditutup oleh cartilago hyaline.Pada pusat caput femur terdapat lubang kecil yang dinamakan dengan fovea capitis yang tidak ditutup oleh cartilago hyaline.Caput femur membentuk sekitar 2/3 dari suatu bola.Caput femur berbentuk spherical dan menghadap kearah anterior, medial dan superior.
D.    Stabilisator Aktif dan pasif yang berperan dalam regio hip
a.    Otot sebagai stabilisator aktifyangberperan dalam regio hip
Otot merupakan jaringan kontraktil dan berfungsi sebagai alat gerak aktif, otot-otot yang membantu pergerakan pada tungkai atas adalah sebagai berikut :
a.       Otot-otot tungkai atas bagian anterior

1)      musculus iliacus
Berbentuk pipih, segitiga. Berorigo pada fossa illiaca danspina illiaca anterior posterior, berinsertio pada trochantor mayor femoris. Disarafi oleh ramus muscularis n. femoralis L 3-4. Berfungsi sebagai flexor dan internal rotator araticulatio coxae.
2)      musculus psoas mayor
Berorigo pada dataran lateral discus dan corpus V.TH, serabut kearah infero lateral, bersatu dengan m.illiacus dan V.L 1-4. Berinsetio pada throchantor minor femoris. Disarafi oleh ramus muscularis plexus lumbalis dan n. femuralis cabang dari lumbalis 2-4. Berfungsi sebagai flexor dan membantu internal rotasi hip.
3)      musculus tensor facia latae
Berbentuk pipih, segi empat. Berorigo pada spina illiaca anterior inferior dan facia latae, berinsertio di depan m.gluteus medius. Di sarafi oleh n. gluteussuperior cabang n. femoraliscabang n. lumbalis 4-5 dan n. sacralis 1-2. Berfungsi sebagai flexor abduktor, internal rotator hip.
4)      musculus rektus femoris
Berbentuk kumparan dan tebal. Berorigo pada spina illiaca anterior inferior, superior acetabulum, berinsetio pada patella. Berfungsi sebagai flexorabduktor hip. Disarafi oleh n. femoraliscabang lumbalis 2-4.
5)      musculus vastus lateralis
Berbentuk pipih, berorigo pada dataran lateral dananterior trochantor mayor femoris,labium lateral linea aspera. Berinsertio pada lateral os patella. Berfungsi sebagai extensortungkai bawah, disarafi oleh n. femoralis dari L 2-4.
6)      musculus vastus medilis
Berbentuk pipih, berorigo labium midiale linea aspera, berinsertio pada setengah bagian atas os patella. Berfungsi sebagaiextensor tungkai bawah, di sarafi oleh n. femoralis dari L 2-4.
7)      musculus intermedius
Berbentuk pipih, berorigo pada dataran anterior corpus femoris dan berinsertio pada tuberositas tibiae.
8)      musculus sartorius
Berbentuk pipih,panjang,berorigo pada spina illiacaanterior superior dan berinsertio pada tuberositas tibia. Berfungsi sebagai flexor, abduktor, external rotator, internal rotator. Di sarafi oleh n. femoralis cabang n. lumbalis 2-3. 
b.        otot-otot bagian posterior

1)      musculus gluteus maksimus
Berbentuk pipih, segi empat, tebal. Berorigo pada linea glutea superiorlabium crista iliaca, permukaan posterioros sacrum bagian inferior, lateralos cocygeus. Berinsertio padatuberositas glutea femoris, berfungsi sebagai ekstensor hip dan disarafi oleh n. gluteus inferior dari L 5, S 1-2.
2)      musculus biceps femoris
Berorigo pada caput longum pada tepi bawah tuber isciadicumcaput brevis pada labium laterale linea aspera, berinsertio pada capitulum fibulae bagian lateral dan condylus lateralis tibiae. Berfungsi sebagai fleksor tungkai bawah dan disarafi oleh n. Tibialis ( longum ) dan n. Peroneus comunis ( brevis ) 
3)      musculus semi tendinosus
Berorigo pada ischiadicum, berinsertio pada tuberositas tibiae. Berfungsi sebagai fleksor tungkai bawah dan disarafi olehn. tibialis.
4)      musculus semi membranosus
Berorigo di tuber ischiadicum, di atas origo m. Semi tendinosus dan berinsertio pada condylus  medialis tibiae. Berfungsi sebagai fleksor tungkai bawah dan disarafi oleh n. Tibialis.
c.       Otot – otot bagian medial
1)      musculus pectineus
Berbentuk pipih segiempat, berorigo pada Ramus Superior ossis pubis, berinsertio pada Linea pectinea femuris. Berfungsi sebagai adductor dan flexsor hip, disarafi oleh n. femuralis L2 – 3.
2)      musculus gracillis
Berbentuk pipih panjang, berorigo pada Ramus Inferiordan ossis ischii, berinsertio pada tuberositas fibullae dibelakangtendo musculus sartorius, berfungsi sebagai adductor, flexsor hip,dan disarafi oleh ramus anterior, n. Octuratoria L2 - 4
3)      musculus adductor longus
Berbentuk pipih segitiga berorigo pada dataran anterior ramus superior ossis pubis, berinsertio pada labium mediale linea aspera sepertiga medial. Berfungsi sebagai adductor dan flexsor hip, disarafi oleh ramus anterior n. Octuratorium L2 – 3. 
4)      musculus adduktor brevis
Berorigo pada lateral ramus inferior ossis pubis, berinsertio pada labium mediale linea aspera. Berfungsi sebagaiadduktor, flexor, internal rotasi hip dan disarafi oleh ramus anterior dan posterior n. Obturatoria L2-4.
5)      musculus adduktor magnus
Berbentuk segitiga beroriogo pada dataran anterior ramus inferior ossis ischii dan tuber ishiadicum, berinsertio padalabium mediale linea aspera. Berfungssi sebagai adduktor  danextensor hip, disarafi oleh ramus posterior n. Obturator dan n. Tibialis dari L 2-5
b.   Ligamen sebagai Stabilisator Pasif pada Hip Joint
Ada beberapa ligament pembentuk hip joint, dimana ligamen-ligament ini sangat kuat sebagai penyambung antara acetabulum dan caput femur. Ada lima ligament terkuat pada hip joint, antara lain :
1.    Ligamentum Capitis Femoris

Ligament ini diliputi oleh membran sinovial yang terbentang dari fosa acetabuli dimana terdapat bantalan lemak menuju ke caput femoris, selain itu ligament ini mengandung arteria yang menuju caput femoris yang datang dari r.acetabuli arteria abturatoria. Caput femoris disuplai oleh A circumfleksa medialis dan A circumfleksa lateralis.
2.    Ligamentum Pubofemoral
Berasal dari crista obturatoria dan membrana obturatoria yang berdekatan. Ligament ini memamcar kedalam capsula articularis zona orbicularis pada khususnya melanjukan diri melalui jalan ini ke femoris.
3.    Tranverse Acetabulum Ligament
Ligament ini berfungsi menjembatani incisura acerabuli dan seluruh permukaan caput femoris.
4.    Iliofemoral Ligament
Berasal dari spina iliaca anterior  inferior dan pinggiran acetabulum serta membentang ke linea intertrochanterica. Ligament ini mempunyai daya rengang sebesar 350 kg.
5.    Ischiofemoral Ligament
Berasal dari ischium di bawah dan berjalan hampir horizontal melewati collum femoris menuju ke perlekatan pars lateralis ligament iliofemoral. Ligamnet ini mencegah rotasi medial paha.

Diunggah Oleh : Mutiara Dwi Damayanthi (P27226017029)



Fisioterapi Pada Kasus Jamur Kulit

Tidak banyak yang dapat dilakukan oleh seorang Fisioterapis dalam menangani kasus jamur kulit. Ini dikarenakan masyarakat memeriksakan pen...