DI UPLOAD OLEH : NINA SARASWATI (P27226017032)
A. STRUKTUR SISTEM INTEGUMEN
Seluruh tubuh manusia
bagian terluar terbungkus oleh suatu sistem yang disebut sebagai sistem
integumen.Sistem integumen adalah sistem organ yang paling luas. Sistem ini
terdiri atas kulit dan aksesorisnya, termasuk kuku, rambut, kelenjar (keringat dan sebaseous), dan
reseptor saraf khusus (untuk stimuli perubahan internal atau lingkungan
eksternal). Berikut ini adalah bagian-bagian dari sistem integumen :
1.
EPIDERMIS
Epidermis sering kita
sebut sebagai kuit luar. Epidermis merupakan lapisan teratas pada kulit manusia
dan memiliki tebal yang berbeda-beda :
400-600 μm untuk kulit tebal (kulit pada telapak tangan dan kaki) dan
75-150 μm untuk kulit tipis (kulit selain telapak tangan dan kaki, memiliki
rambut). Selain sel-sel epitel, epidermis juga tersusun atas lapisan:
1)
Melanosit, yaitu sel yang menghasilkan melanin melalui proses
melanogenesis.
Melanosit (sel
pigmen) terdapat di bagian dasar epidermis.Melanosit menyintesis dan
mengeluarkan melanin sebagai respons terhadap rangsangan hormon hipofisis
anterior, hormon perangsang melanosit (melanocyte stimulating hormone,
MSH).Melanosit merupakan sel-sel khusus epidermis yang terutama terlibat dalam
produksi pigmen melanin yang mewarnai kulit dan rambut.Semakin banyak melanin,
semakin gelap warnanya. Sebagian besar orang yang berkulit gelap dan
bagian-bagian kulit yang berwarna gelap pada orang yang berkulit cerah (misal
puting susu) mengandung pigmen ini dalam jumlah yang lebih banyak. Warna kulit
yang normal bergantung pada ras dan bervariasi dari merah muda yang cerah
hingga cokelat. Penyakit sistemik juga akan memengaruhi warna kulit . Sebagai
contoh, kulit akan tampak kebiruan bila
terjadi inflamasi atau demam. Melanin diyakini dapat menyerap cahaya
ultraviolet dan demikian akan melindungi seseorang terhadap efek pancaran
cahaya ultraviolet dalam sinar matahari yang berbahaya.
2)
Sel Langerhans
Sel Langerhans yaitu sel yang merupakan makrofag turunan sumsum
tulang, yang merangsang sel Limfosit T, mengikat, mengolah, dan
merepresentasikan antigen kepada sel Limfosit T. Dengan demikian, sel
Langerhans berperan penting dalam imunologi kulit.Sel-sel imun yang disebut sel
Langerhans terdapat di seluruh epidermis. Sel Langerhans mengenali partikel
asing atau mikroorganisme yang masuk ke kulit dan membangkitkan suatu serangan
imun.Sel Langerhans mungkin bertanggungjawab mengenal dan menyingkirkan sel-sel
kulit displastik dan neoplastik. Sel Langerhans secara fisik berhubungan dengan
saraf-sarah simpatis , yang mengisyaratkan adanya hubungan antara sistem saraf
dan kemampuan kulit melawan infeksi atau mencegah kanker kulit. Stres dapat
memengaruhi fungsi sel Langerhans dengan meningkatkan rangsang simpatis.Radiasi
ultraviolet dapat merusak sel Langerhans, mengurangi kemampuannya mencegah
kanker.
.
3)
Sel Merkel, yaitu sel yang berfungsi sebagai mekanoreseptor
sensoris dan berhubungan fungsi dengan sistem neuroendokrin difus.
4)
Keratinosit, yang secara bersusun dari lapisan paling luar hingga
paling dalam sebagai berikut:
a.
Stratum Korneum, terdiri atas 15-20 lapis sel gepeng, tanpa inti
dengan sitoplasma yang dipenuhi keratin. Lapisan ini merupakan lapisan terluar
dimana eleidin berubah menjadi keratin yang tersusun tidak teratur sedangkan
serabut elastis dan retikulernya lebih sedikit sel-sel saling melekat erat.
b.
Stratum Lucidum, tidak jelas terlihat dan bila terlihat berupa
lapisan tipis yang homogen, terang jernih, inti dan batas sel tak terlihat.
Stratum lucidum terdiri dari protein
eleidin.
c.
Stratum Granulosum, terdiri atas 2-4 lapis sel poligonal gepeng
yang sitoplasmanya berisikan granul keratohialin. Pada membran sel terdapat
granula lamela yang mengeluarkan materi perekat antar sel, yang bekerja sebagai
penyaring selektif terhadap masuknya materi asing, serta menyediakan efek
pelindung pada kulit.
d.
Stratum Spinosum,tersusun dari beberapa lapis sel di atas stratum
basale. Sel pada lapisan ini berbentuk polihedris dengan inti bulat/lonjong.
Pada sajian mikroskop tampak mempunyai tonjolan sehingga tampak seperti duri
yang disebut spina dan terlihat
saling berhubungan dan di dalamnya terdapat fibril sebagai intercellular bridge.Sel-sel spinosum saling terikat dengan
filamen; filamen ini memiliki fungsi untuk mempertahankan kohesivitas
(kerekatan) antar sel dan melawan efek abrasi. Dengan demikian, sel-sel
spinosum ini banyak terdapat di daerah yang berpotensi mengalami gesekan
seperti telapak kaki.
e.
Stratum Basal/Germinativum, merupakan lapisan paling bawah pada
epidermis, tersusun dari selapis sel-sel pigmen basal , berbentuk silindris dan
dalam sitoplasmanya terdapat melanin. Pada
lapisan basile ini terdapat sel-sel
mitosis.
2.
DERMIS
Dermis atau cutan (cutaneus), yaitu
lapisan kulit di bawah epidermis.Penyusun utama dari dermis adalah
kolagen.Membentuk bagian terbesar kulit dengan memberikan kekuatan dan struktur
pada kulit, memiliki ketebalan yang bervariasi bergantung pada daerah tubuh dan
mencapai maksimum 4 mm di daerah punggung.
Dermis terdiri atas dua lapisan dengan
batas yang tidak nyata, yaitu stratum papilare dan stratum reticular.
1)
Stratum papilare, yang merupakan bagian utama dari papila dermis, terdiri
atas jaringan ikat longgar. Pada stratum ini didapati fibroblast, sel mast,
makrofag, dan leukosit yang keluar dari pembuluh (ekstravasasi). Lapisan papila dermis
berada langsung di bawah epidermis tersusun terutama dari sel-sel fibroblas yang
dapat menghasilkan salah satu bentuk kolagen, yaitu suatu komponen dari
jaringan ikat. Dermis juga tersusun dari pembuluh darah dan limfe, serabut
saraf , kelenjar keringat dan sebasea, serta akar rambut. Suatu bahan mirip
gel, asam hialuronat, disekresikan oleh sel-sel jaringan ikat. Bahan ini
mengelilingi protein dan menyebabkan kulit menjadi elastis dan memiliki turgor
(tegangan). Pada seluruh dermis dijumpai pembuluh darah, saraf sensorik dan
simpatis, pembuluh limfe, folikel rambut, serta kelenjar keringat dan palit.
2)
Stratum retikulare, yang lebih tebal dari stratum papilare dan tersusun
atas jaringan ikat padat tak teratur (terutama kolagen tipe I).
3.
RAMBUT DAN KULIT
Kulit manusia mempunyai ketebalan yang bervariasi, muIai dari 0,5
mm sampai 5 mm, dengan luas permukaan sekitar 2 m² dan berat sekitar 4 kg.
Kulit dalam bahasa Latin dinamakan cutis dan di bagian bawahnya terdapat
lapis an bemama subcutis.Jika kulit dicubit dan diangkat, kulit itu
terasa longgar terhadap lapisan subcutis di bawahnya. Lapisan subcutis
ini sering menjadi tempat untuk suntikan obat tertentu.Lapisan kulit
sendiri terdiri dari dermis di sebelah dalam dan lapisan epidermis di
sebelah luar.
Dokter ahli penyakit kulit disebut dermatolog.Lapisan
paling luar dibentuk oleh zat tanduk (keratin) pada lapisan cornium yang
dibentuk oleh sel kulit yang sudah tua.Pada orang tertentu bagian kulit ini
memberi gambaran seperti sisik tipis. Lapisan ini akan terlepas pada saat
digosok waktu mandi dan lapisan di bawahnya akan mengisi lapisan yang lepas.
Lapisan paling dalam dari epidermis dinamakan lapisan basal atau stratum
germinativum.Disini ditemukan sel-sel yang membelah diri dan membentuk sel
kulit baru yang selanjutnya bergeser ke lapisan lebih atas sehingga suatu saat
menjadi lapisan cornium.Pigmen melanin yang memberi wama pada
kulit terdapat di lapisan ini.Untuk mencapai lapisan paling atas, sel-sel ini
membutuhkan waktu sekitar 5-6 minggu. Dengan demikian, setiap 4-5 minggu manusia sebenamya mengalami
pergantian kulit.ltuberarti juga
bahwa obat jamur yang dimakan, yang akan melekat pada lapisan basal barn akan
membunuh semua jamur setelah sekitar 5 minggu, sesudah lapisan itu menjadi
lapisan corneum. Berikut adalah
penjelasan tentang kulit berkaitan dengan struktur, derivat, dan rambut :
1)
Kulit Tebal dan Kulit Tipis
Kulit
tebal, distribusinya terutama pada telapak tangan, dan pada umumnya daerah ini
tidak berambut.Lapisan epidermisnya sangat tebal tebal, terutama stratum
korneum. Kulit tebal, apabila dilihat dengan kaca pembesar tampak lekukan dan
penonjolan dengan pola khas membentuk cap jari/sidik jari yang akan menetap
seumur hidup dan dapat untuk menentukan identitas seseorang.
Kulit
tipis, distribusinya pada lapisan tubuh yang dibungkus kulit kecuali kulit
telapak.Kulit tipis pada umumnya berambut dan epidermisnya tipis. Kulit paling
tipis terdapat pada kelopak mata yang ketebalannya kurang dari 0.5 mm dan kulit
paling tebal terletak pada punggung dan bahu yang ketebalannya lebih dari 5 mm.
Pada bagian extensor lebih tebal daripada fleksor. Kulit ini mempunyai kelompok
sudorifera, folikel rambut dan kelenjar sebasea.Penonjolan dan lekukan tidak
seperti pada kulit tebal. Lapisan epidermis dari kulit tipis lebih tipis
dibanding kulit tebal, dengan stratum basale yang sama tebalnya dengan kulit
tebal, stratum spinosum lebih tipis, lapisan granulosum tidak jelas membentuk
lapisan kontinyu, terdiri dari selapis sel-sel dan granula keratohialin, stratum
lusidum tidak ada dan stratum korneum relatif tipis. Lapisan dermis pada kulit
tipis tidak mengikuti permukaan kulit, relatif datar dan stratum papillare yang
teratur.Serabut elastis pada dermis di stratum papilare membentuk anyaman
sangat halus dibawah epitel dan pada stratum retikulare kasar dan tidak teratur
di antara sel kolagen di sekitar folikel rambut dan kelenjar sudorifera.Jumlah
serabut elastis tidak begitu banyak tapi lebih berperan dalam menentukan
elastisitas kulit.
2)
Derivat-Derivat Kulit
Derivat
kulit atau disebut Skin Appendages/adnexa kulit merupakan struktur tambahan
kulit.Derivat kulit berasal dari epidermis, terdiri dari kelenjar sudorifera,
kelompok sebasea, rambut dan folikel rambut serta kuku.Nama lainnya appendages
kulit / adneksa kulit / struktur tambahan kulit.
Menurut
cara pengeluaran hasil sekresinya kelenjar kulit dibagi dalam kelenjar
merokrin, apokrin, holokrin. Kelenjar keringat tipe merokrin didapatkan pada
hampir seluruh permukaan kulit terutama pada telapak tangan dan kaki.Kelenjar
keringat tipe apokrin didapatkan pada aksila dan areola mamma dan kelenjar tipe
holokrin pada ternak.
3)
Kelenjar Sudorifera
Kelenjar
sudorifera merupakan kelenjar tubulus sederhana berselubung-selubung yang
terletak pada bagian dalam dermis.Kelenjar sudorifera ini terutama terdapat
pada kulit tebal (telapak tangan kurang lebih 3000/mm), terdiri dari bagian
sekretorikdan bagian exretorik.
Bagian
sekretorik merupakan bagian yang letaknya langsung dibawah dermis dalam
jaringan subkutan, bentuk bergulung-gulung dan berkelok-kelok terdiri atas
sel-sel kollumner selapis, susunan tak teratur.Disini inti relatif kecil,
sitoplasma berisi pigmen dan vakuola, lumen lebih besar dibanding tebal
dinding.Pada kelenjar kecil epitel langsung menempel pada membrana basalis,
sedangkan pada kelenjar yang besar di luar epitel ada mioepitel kemudian
menempel membrana basalis.Sel mioepitel berbentuk fusiform seperti sel otot
berasal dari ektoderm berjalan spiral / longitudinal.Sel ini dapat berkontraksi
untuk pengeluaran keringat.
Bagian
exkretorik berperan dalam mengalirkan keringat. Tubulus berjalan agak spiral
pada dermis kemudian melalui ujung interpapillary pegs menuju ke epidermis.
Dindingnya, pada dermis terdiri dari 2 lapis sel kuboid yang tercat lebih
gelap, sedangkan pada epidermis terdiri dari sel-sel epidermis yang tersusun
konsentris.Lumen exkretorik lebih kecil dari lumen sekretorik.Kelenjar keringat
tidak di dapatkan pada dasar kuku, preputium penis dan glans penis.
4)
Kelenjar Sebasea (lemak)
Kelenjar
sebasea terdapat pada seluruh permukaan tubuh, kecuali telapak tangan dan
kaki.Kelenjar sebasea ini hampir selalu berhubungan dengan folikel rambut
kecuali pada papila mama, labila minora, bibir, sudut mulut dan kelenjar
meiboom. Pada kulit hidung lebih banyak
kelenjar sebasea dari folikel rambut. Bentuknya alveoler sederhana atau
bercabang, tipe holokrin. Sel-selnya
terdiri dari beberapa lapis sel diatas membrana basalis dan diluarnya diliputi
jaringan ikat halus.
Sekresi
dari kelenjar ini disebut sebum yang pembentukannya diawali dari proliferasi
sel-sel basal, pendorongan sel-sel hasil poliferasi kearah lumen, akumulasi
tetesan-tetesan lemak dalam sitoplasma, sehingga sel-sel membesar, nekrosis
sel-sel yang jauh dari basal : inti piknotik atau hilang. Beberapa sel mengandung
keratohialin.Kearah bagian leher kelenjar (saluran keluarnya), sel-sel kelenjar
hancur, membentuk sekret sebum.Sebum terdiri dari lemak, butir-butir
keratohialin, keratin dan sisa-sisa sel. Fungsi sebum untuk meminyaki rambut
dan permukaan kulit. Untuk setiap lembar rambut terdapat sebuah kelenjar
sebasea yang sekretnya akan melumasi rambut dan membuat rambut menjadi lunak,
serta lentur. Kelenjar sebasea banyak terdapat di wajah, dada, dan
punggung.Testosteron meningkatkan ukuran kelenjar sebasea dan pembentukan
sebum.Kadar testosteron meningkat pada pria dan wanita selama pubertas.
5)
Rambut dan folikel rambut
Rambut
terdiri dari :
1.
Batang : diatas permukaan kulit
2.
Akar : bagian rambut di dalam kulit
Folikel rambut :
merupakan jaringan yang meliputi akar rambut
Pertumbuhan
rambut dimulai pada bulan ke 3 masa janin.Mula-mula epidermis mengalami invasi
ke dermis. Pertumbuhan rambut pertama kali terjadi pada daerah : alis, dagu,
bibir atas selanjutnya diikuti bagian lain yang akan di tutup kulit tipis. Invasi
epidermis ini akan menjadi folikel rambut yang nantinya akan tumbuh menjadi
rambut.
Pada
bulan ke 5 sampai ke 6 janin mempunyai
rambut yang sangat halus yang disebut Lanugo. Sebelum lahir Lanugo rontok,
kecuali pada daerah : alis, kelopak mata dan kulit kepala. Beberapa bulan
setelah lahir, rambut-rambut ini rontok, diganti yang lebih kasar yang disebut
vellus. Pada masa puber : tumbuh rambut di sekitas axila dan pubes. Pada pria
juga tumbuh kumis, jenggot, dan lain-lain.
Rambut
kasar terdapat pada : kepala, alis dan tumbuh pada masa puber, disebut sebagai
“Terminal Hairs”.
6)
Keratin Rambut
Ada 2 macam keratin
rambut, yaitu :
1.
Keratin Lunak : terdapat pada seluruh permukaan kulit, terutama
kulit tebal, yaitu pada bagian Medula rambut. Secara Histologis : terlihat
perubahan sel-sel epidermis : mula-mula sitoplasma mengandung keratohialin
berubah menjadi sel-sel jernih (Str. Lusidum), dan selanjutnya sel-sel
mengalami keratinisasi kemudian desquamasi.
2.
Keratin keras : terdapat pada kuku, kutikula dan kortex rambut.
Pembentukannya tidak melalui butir-butir keratohialin, Str. Lusidum, tetapi
perubahannya terjadi perlahan-lahan dari sel-sel epidermis yang tetap hidup,
menjadi keratin. Keratin keras bersifat keras, tidak mengalami desquamasi dan
lebih banyak mengandung sullfur.
3.
Struktur
1.
Struktur Rambut
Rambut terdiri dari :
medula yang terdiri dari keratin lunak dan kortex serta kutikula yang terdiri
dari keratin keras.
Medula : Merupakan bagian tengah rambut, terdiri
dari sel-sel yang mengalami
keratinisasi. Sel-selnya terpisah satu sama lain, dan antara sel-sel
kadang-kadang terdapat udara / cairan. Bagian ini tak terdapat pada rambut tipis / halus.
Kortex : Merupakan bagian terbesar dari rambut,
terdiri dari sel-sel berbentuk runcing, yang mengalami keratinisasi dan banyak
mengandung pigmen.
Kutikula : Merupakan membran tipis, terdiri dari
sel-sel pipih/gepeng yang mengalami keratinisasi, transparan. Secara
mikroskopis tersusun seperti genting, terdiri dari 1-3 lapis sel-sel yang
sebagian mengalami keratinisasi.
2.
Struktur Folikel Rambut
Folikel
rambut terdiri dari kompnen dermis dan epidermis. Pada dasarnya folikel rambut
bagian dermis terlihat menonjol, disebut papila yang terdiri dari : jaringan
ikat, pembuluh darah dan sel-sel saraf.
Bagian
luar papila diliputi sel-sel epitel yang disebut germinal matri, dan ujung
folikel rambut tampak membesar.Sel-sel germinal matrik (puncak papila)
berproliferasi membentuk rambut yang dapat tumbuh terus.
3.
Bagian sentral Germinal Matrik (puncak papila) membentuk bagian
medula rambut dan kortex.
4.
Bagian perifer membentuk selubung akar rambut :
1.
Selubung akar dalam
2.
Selubung akar luar
Selubung akar dalam hanya pada bagian bawah folikel terdiri dari 3 lapisan :
1. Kutikula,
merupakan lapisan dalam, dekat kutikula dari kortek rambut dan terdiri dari
sel-sel pipih.
2. Lapisan Husley,
merupakan lapisan tengah.
3. Lapisan Henle,
yaitu lapisan luar, terdiri dari 1 lapis sel yang seluruhnya mengalami
keratinisasi.
Sel-sel selubung akar
dalam mempunyai keratohialin yang bersifat asidofil dan disebut granula
trichohyalin, yang dengan H.E. tampak kemerahan.
Selubung akar luar terletak pada dasar folikel, lanjutan dari Germinal Matrix, hanya
terdiri dari 1 lapis sel-sel sesuai stratum basale epidermis.Lebih ke atas,
sel-sel terdiri dari beberapa lapis, sesuai lapisan epidermis.
Selubung Jaringan Ikat merupakan dermis yang langsung berhubungan / menyelubungi folikel
rambut.Dipisahkan dari selubung akar luar oleh membran basales.
Musculus Erector Pili merupakan otot polos yang melekat pada pertengahan selubung
jaringan ikat, ujung lainnya berakhir pada stratum papillare dermis, dengan
arah miring ke atas. Kontraksi otot ini menyebabkan : rambut berdiri tegak,
kulit melekuk, dan sekret kelenjar sebasea keluar. Inervasinya berasal dari
serabut saraf simpatis.
3.
Warna rambut
Warna
rambut tergantung kualitas dan kuantitas pigmen korteks.Bila sedikit / kurang
tampak putih.Campuran rambut putih dan berpigmen, tampak abu-abu (uban).Rambut
coklat atau hitam disebabkan oleh adanya melanin.Melanosit terdapat pada matrix
folikel rambut, yang dapat mengalami mitosis. Melanosit kemudian akan terdorong
ke atas.
4.
Vaskularisasi Kulit
Aliran
darah untuk kulit berasal dari subkutan tepat di bawah dermis.Arteri membentuk
anyaman yang disebut retecutaneum yaitu anyaman pembuluh darah di jaringan
subkutan, tepat di bawah dermis.Cabang-cabang berjalan ke superficial dan ke
dalam.Fungsi vaskularisasi yang ke dalam ini adalah untuk memelihara jaringan
lemak dan folikel rambut.
Cabang
yang menembus stratum reticulare, memberi cabang ke : folikel rambut, kelenjar
keringat dan kelenjar sebasea.
Pada
perbatasan Str. Reticullare Str. Papilare membentuk anyaman ke 2 yang disebut
Rete Sub Papillare berupa pembuluh darah yang lebih kecil.Arteriole-arteriole
dari retesubpapillare berjalan ke arah epidermis dan berubah menjadi anyaman
kapiler (capilary beds).Pembuluh kapiler ini terdapat pada tepat di bawah
epidermis, sekitar matrik folikel rambut, papila folikel rambut, sekitar
kelenjar keringat dan sebasea.Selain itu di bagian superfisial di stratum
retikulare terdapat anyaman pembuluh darah yang disebut pleksus papilaris.
Pada
keadaan temperatur udara lebih rendah dari tubuh maka kapiler venulae di
stratum papilare dan subpapilare menyempit sehingga temperatur tubuh tidak
banyak yang hilang.Bila udara panas kelenjar keringat aktif memproduksi
keringat kapiler dan venulae dilatasi penguapan keringat.
4. HIPODERMIS ATAU SUBKUTAN
Jaringan
Subkutan atau hipodermis merupakan lapisan kulit yang paling dalam.Lapisan ini
terutama berupa jaringan adiposa yang memberikan bantalan antara lapisan kulit
dan struktur internal seperti otot dan tulang.Banyak mengandung pembuluh darah,
pembuluh limfe dan syaraf juga terdapat gulungan kelenjar keringat dan dasar
dari folikel rambut. Jaringan ini memungkinkan mobilitas kulit, perubahan
kontur tubuh dan penyekatan panas tubuh (Holbrook,1991). Lemak atau gajih akan
bertumpuk dan tersebar menurut jenis kelamin seseorang, dan secara parsial
menyebabkan perbedaan bentuk tubuh laki-laki dengan perempuan. Makan yang
berlebihan akan meningkatkan penimbunan lemak di bawah kulit. Jaringan subkutan
dan jumlah lemak yang tertimbun merupakan faktor penting dalam pengaturan suhu
tubuh.Tidak seperti epidermis dan dermis, batas dermis dengan lapisan ini tidak
jelas.
Pada bagian yang
banyak bergerak jaringan hipodermis kurang, pada bagian yan melapisi otot atau
tulang mengandung anyaman serabut yang kuat.Pada area tertentu yng berfungsi
sebagai bantalan (payudara dan tumit) terdapat lapisan sel-sel lemak yang
tipis.Distribusi lemak pada lapisan ini banyak berperan dalam pembentukan
bentuk tubuh terutama pada wanita.
B. FUNGSI SISTEM INTEGUMEN
Kulit memiliki banyak fungsi, yang berguna
dalam menjaga homeostasis tubuh. Fungsi-fungsi tersebut dapat dibedakan menjadi
fungsi proteksi, absorpsi, ekskresi, persepsi, pengaturan suhu tubuh
(termoregulasi), dan pembentukan vitamin D.
1. Fungsi proteksi
Kulit menyediakan proteksi terhadap tubuh dalam berbagai cara sebagai yaitu
berikut:
·
Keratin melindungi kulit dari mikroba, abrasi (gesekan), panas, dan zat
kimia. Keratin merupakan struktur yang
keras, kaku, dan tersusun rapi dan erat seperti batu bata di permukaan kulit.
·
Lipid yang dilepaskan mencegah evaporasi air dari permukaan kulit dan
dehidrasi; selain itu juga mencegah masuknya air dari lingkungan luar tubuh
melalui kulit.
·
Sebum yang berminyak dari kelenjar sebasea mencegah kulit dan rambut dari
kekeringan serta mengandung zat bakterisid yang berfungsi membunuh bakteri di
permukaan kulit. Adanya sebum ini, bersamaan dengan ekskresi keringat, akan
menghasilkan mantel asam dengan kadar pH 5-6.5 yang mampu menghambat
pertumbuhan mikroba.
·
Pigmen melanin melindungi dari efek dari sinar UV yang berbahaya. Pada
stratum basal, sel-sel melanosit melepaskan pigmen melanin ke sel-sel di
sekitarnya. Pigmen ini bertugas melindungi materi genetik dari sinar matahari,
sehingga materi genetik dapat tersimpan dengan baik. Apabila terjadi gangguan
pada proteksi oleh melanin, maka dapat timbul keganasan.
·
Selain itu ada sel-sel yang berperan sebagai sel imun yang protektif. Yang
pertama adalah sel Langerhans, yang merepresentasikan antigen terhadap mikroba.
Kemudian ada sel fagosit yang bertugas memfagositosis mikroba yang masuk
melewati keratin dan sel Langerhans.
2. Fungsi absorpsi.
Kulit tidak bisa menyerap air, tapi bisa menyerap material larut-lipid seperti
vitamin A, D, E, dan K, obat-obatan tertentu, oksigen dan karbon dioksida.
Permeabilitas kulit terhadap oksigen, karbondioksida dan uap air memungkinkan
kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi. Selain itu beberapa material
toksik dapat diserap seperti aseton, CCl4, dan merkuri. Beberapa
obat juga dirancang untuk larut lemak, seperti kortison, sehingga mampu
berpenetrasi ke kulit dan melepaskan antihistamin di tempat peradangan.
Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi,
kelembaban, metabolisme dan jenis vehikulum. Penyerapan dapat berlangsung
melalui celah antarsel atau melalui muara saluran kelenjar; tetapi lebih banyak
yang melalui sel-sel epidermis daripada yang melalui muara kelenjar.
3. Fungsi ekskresi
Kulit juga berfungsi dalam ekskresi dengan perantaraan dua kelenjar
eksokrinnya, yaitu kelenjar sebasea dan kelenjar keringat:
·
Kelenjar sebasea
Kelenjar sebasea merupakan kelenjar yang melekat pada folikel rambut dan
melepaskan lipid yang dikenal sebagai sebum menuju lumen. Sebum dikeluarkan
ketika muskulus arektor pili berkontraksi menekan kelenjar sebasea sehingga
sebum dikeluarkan ke folikel rambut lalu ke permukaan kulit. Sebum tersebut merupakan
campuran dari trigliserida, kolesterol, protein, dan elektrolig. Sebum
berfungsi menghambat pertumbuhan bakteri, melumasi dan memproteksi keratin.
·
Kelenjar keringat
Walaupun stratum korneum kedap air, namun sekitar 400 mL air dapat keluar
dengan cara menguap melalui kelenjar keringat tiap hari. Seorang yang bekerja
dalam ruangan mengekskresikan 200 mL keringat tambahan, dan bagi orang yang
aktif jumlahnya lebih banyak lagi. Selain mengeluarkan air dan panas, keringat
juga merupakan sarana untuk mengekskresikan garam, karbondioksida, dan dua
molekul organik hasil pemecahan protein yaitu amoniak dan urea. Terdapat dua
jenis kelenjar keringat, yaitu kelenjar keringat apokrin dan kelenjar keringat
merokrin.
ü Kelenjar keringat apokrin terdapat di
daerah aksila, payudara dan pubis, serta aktif pada usia pubertas dan
menghasilkan sekret yang kental dan bau yang khas. Kelenjar keringat apokrin
bekerja ketika ada sinyal dari sistem saraf dan hormon sehingga sel-sel
mioepitel yang ada di sekeliling kelenjar berkontraksi dan menekan kelenjar
keringat apokrin. Akibatnya kelenjar keringat apokrin melepaskan sekretnya ke
folikel rambut lalu ke permukaan luar.
ü
Kelenjar keringat merokrin (ekrin) terdapat di daerah telapak tangan dan
kaki. Sekretnya mengandung air, elektrolit, nutrien organik, dan sampah
metabolisme. Kadar pH-nya berkisar 4.0 – 6.8. Fungsi dari kelenjar keringat
merokrin adalah mengatur temperatur permukaan, mengekskresikan air dan
elektrolit serta melindungi dari agen asing dengan cara mempersulit perlekatan
agen asing dan menghasilkan dermicidin, sebuah peptida kecil dengan sifat
antibiotik.
4.
Fungsi persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Terhadap
rangsangan panas diperankan oleh badan-badan Ruffini di dermis dan subkutis.
Terhadap dingin diperankan oleh badan-badan Krause yang terletak di dermis,
badan taktil Meissner terletak di papila dermis berperan terhadap rabaan,
demikian pula badan Merkel Ranvier yang terletak di epidermis. Sedangkan
terhadap tekanan diperankan oleh badan Paccini di epidermis. Saraf-saraf
sensorik tersebut lebih banyak jumlahnya di daerah yang erotik.
5.
Fungsi pengaturan suhu tubuh
(termoregulasi)
Kulit berkontribusi terhadap pengaturan suhu tubuh (termoregulasi) melalui dua
cara: pengeluaran keringat dan menyesuaikan aliran darah di pembuluh kapiler.
Pada saat suhu tinggi, tubuh akan mengeluarkan keringat dalam jumlah banyak
serta memperlebar pembuluh darah (vasodilatasi) sehingga panas akan terbawa
keluar dari tubuh. Sebaliknya, pada saat suhu rendah, tubuh akan mengeluarkan
lebih sedikit keringat dan mempersempit pembuluh darah (vasokonstriksi)
sehingga mengurangi pengeluaran panas oleh tubuh.
6.
Fungsi pembentukan vitamin D
Sintesis vitamin D dilakukan dengan mengaktivasi prekursor 7 dihidroksi
kolesterol dengan bantuan sinar ultraviolet. Enzim di hati dan ginjal lalu
memodifikasi prekursor dan menghasilkan calcitriol, bentuk vitamin D yang
aktif. Calcitriol adalah hormon yang berperan dalam mengabsorpsi kalsium
makanan dari traktus gastrointestinal ke dalam pembuluh darah.
Walaupun tubuh mampu memproduksi vitamin D sendiri, namun belum memenuhi
kebutuhan tubuh secara keseluruhan sehingga pemberian vitamin D sistemik masih
tetap diperlukan.
Pada manusia kulit dapat pula mengekspresikan emosi karena adanya pembuluh
darah, kelenjar keringat, dan otot-otot di bawah kulit.
Fungsi Struktrur kulit
1). Fungsi
Epidermis
1.
Sebagai perlindungan tubuh dari bakteri dari luar
2.
Mampu membentuk sel-sel baru
3.
Menggantikan sel-sel yang sudah mati
4.
Sintesa vitamin D dan sitoksin
5.
Pembelahan dan mobilitas sel
6.
Pigmentasi (melanosit)
7.
Pengenalan alergen (sel Langerhans)
2). Fungsi
Dermis
1.
Sebagai struktur penunjang
2.
Mechanical strenght
3.
Suplai nutrisi
4.
Respon terhadap proses peradanagan atau inflamasi
3). Fungsi
Hipodermis
1.
Melekat ke struktu dasar
2.
Isolasi panas
3.
Cadangan kalori
4.
Kontrol benuk tubuh dan penahan terhadap benturan
mekanik (mechanical shock absorber)